Persilangan Buah Naga.

Persilangan Buah Naga.


Menylangkan bunga buah naga tidak jauh berbeda dengan  tumbuhan lainnya, dimulai dengan penyerbukan atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, serbuk sari), adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, yaitu pembuahan,

Masalah utama dalam polinasi adalah menempatkan pollen dari strain jantan yang dikehendaki ke dalam stigma pada waktu yang tepat. Penyerbukan dimulai dengan proses persarian kepala putik oleh serbuk sari (pollen) secara sendiri (self polination) atau oleh bantuan angin, serangga penyerbuk (polinator), dan manusia (cross polination). Selanjutnya pollen berkecambah dan membentuk tabung pollen untuk mencapai bakal biji.

Peristiwa bertemunya pollen dengan bakal biji di dalam bakal buah disebut pembuahan. Bakal buah  naga akan membesar dan berkembang menjadi buah bersamaan dengan pembentukan biji. Akhirnya akan dihasilkan buah yang fertil.  Persilangan dikatakan berhasil apabila 3-4 hari setelah persilangan tangkai kuntum induk betina masih segar dan berwarna kehijauan. Beberapa hari kemudian kelopak dan mahkota bunga akan layu, akhirnya kering dan ronrok diganti munculnya calon buah berbentuk bulat telur dan berwarna hijau.

Selain faktor luar, faktor genetik juga ikut menentukan apakah penyerbukan dapat menyebabkan pembuahan dan apakah embrio yang terbentuk setelah terjadi pembuahan mempunyai kekuatan untuk tumbuh. Kadang – kadang terjadi penyerbukan suatu bunga, tetapi tidak diperoleh buah dan biji yang diharapkan. Kegagalan pada pembuahan dapat disebabkan karena ketidakcocokan antara tepung sari (pollen) dan cairan yang ada di kepala putik yang disebut self incompatibility.
Kegagalan pada kebanyakan bunga untuk membentuk buah merupakan hal yang biasa dan bukan merupakan suatu perkecualian.

Ada 3 hal kegagalan pembentukan buah :

1. Kurangnya penyerbukan.
2. Kurangnya fertilisasi karena serbuk sari lemah atau tidak cocok.
3. Gugurnya bunga dan buah karena defisiensi nutrisi, penyakit dan faktor lingkungan. Dari sudut pemuliaan tanaman, inkompatibilitas merupakan faktor pembatas kombinasi genetik yang mungkin dihasilkan melalui persilangan , tingkat kompatibilitas dari suatu kombinasi persilangan didasarkan pada klasifikasi kompatibilitas suatu persilangan, yaitu :

1. Kompatibel, jika persilangan dapat menghasilkan buah di atas 20%.
2. Inkompatibel sebagian, jika persilangan dapat menghasilkan buah antara 10-20 %.
3. Inkompatibel, jika persilangan dapat menghasilkan buah di bawah 10 %. Adanya sifat tidak serasi sendiri (self incompatibility) dan tidak serasi silang (cross incompatibility) dalam sistem perkawinan suatu tanaman serta sterilitas dari jenis tanaman itu merupakan salah satu kendala dalam pemuliaan tanaman.

Permasalahan sterilitas pada bunga tanaman buah naga meliputi  tak serasi silang dan tak serasi sendiri disebabkan oleh kurangnya induksi pembungaan, perkembangan pollen yang lemah dan tidak normal, kegagalan pollen berkecambah pada kepala putik, kegagalan pollen berkecambah memasuki tangkai putik, kegagalan pollen untuk membuahi ovule, ovule yang tidak normal, tidak berfungsi dan kegagalan ovule-ovule yang telah dibuahi untuk berkembang menjadi biji yang masak dan dapat hidup